Believe in yourself and all that you are. Know that there is something inside you that is greater than any obstacle
-Christian D. Larson-

The Truth

The Truth

Live Traffic Stats

Followers

Adolf Hitler dan Nazi Jerman-nya

Perang Dunia II


Parade Wehrmacht, Angkatan Bersenjata Jerman, di Polandia pada pertengahan September 1939 setelah sukses menguasai negara tersebut hanya dalam waktu 17 hari.

Hitler berpose dengan pemandangan Menara Eiffel di belakangnya, 16 Juni 1940.

Perang Dunia II atau Perang Dunia Kedua adalah konflik militer global yang berlangsung selama 5 tahun 8 bulan yaitu dari 1 September 1939 sampai menyerahnya Jerman di bulan Mei 1945. Perang ini merupakan konflik antar manusia yang paling dahsyat dalam sejarah dan memakan banyak korban, yaitu sekitar lebih dari 70 juta jiwa tewas, yang mayoritas sipil dari bermacam-macam bangsa, negara, agama dan ras. Ini merupakan konflik paling kelam dalam sejarah manusia.

Di buku-buku sejarah atau berbagai film dokumenter, kita selalu dicekoki fakta bahwa Jerman - terutama Hitler-lah sebagai penyebab pecahnya Perang Dunia II. Padahal kalau kita meneliti dan mencari tau lagi, penyebab pecahnya Perang Dunia II bukanlah Jerman. Inilah kronologinya:
  • Pembangunan kembali Angkatan Bersenjata Jerman. Hal ini tentu dilarang dalam Perjanjian Versailles, tetapi Hitler beranggapan bahwa militer adalah salah satu komponen sangat penting dalam Negara. Mustahil Negara bisa melindungi dirinya hanya dengan kekuatan militer 100.000 orang (batasan jumlah Angkatan Bersenjata Jerman menurut Perjanjian Vesailles).
  • Jerman memperkokoh benteng di Rhineland (1936).
  • Hitler mempersatukan Austria dengan Jerman. Peristiwa ini disebut dengan "Anchluss" pada Maret 1938.
  • Jerman menguasai Sudetenland, benteng pertahanan perbatasan Cekoslowakia.
  • Cekoslowakia dipersatukan dengan Jerman.
  • Jerman menyerang Polandia dengan maksud untuk merebut kembali Danzig, wilayahnya, yang dulu diberikan ke Polandia sebagai ganti rugi Perang Dunia I.
  • Inggris segera menyatakan perang dengan Jerman; disusul Perancis (yang didesak oleh Inggris).
  • Jerman telah diseret masuk ke dalam perang yang tidak diinginkannya. Mau tidak mau, mereka harus berperang.
  • Inggris dan Perancis dengan sekutu-sekutunya membentuk Blok Sekutu untuk memerangi Nazi Jerman.
Kita bisa menyimpulkan bahwa negara pertama yang mengumumkan perang terhadap negara lain adalah Inggris, bukan Jerman.
                                      Inggris mendeklarasikan perang terhadap Jerman

                                         Inggris dan Perancis berperang dengan Jerman.

Blok Sentral melawan Blok Sekutu

Perang ini diikuti oleh banyak negara yang tergabung dalam 2 blok, yaitu Blok Sentral (atau biasa disebut Axis) yang beranggotakan negara Nazi JermanItaliaJepang, Slowakia, Romania, Finlandia, Irak, Turki, Uni Soviet dan lain lain (namun pada tahun 1941 Uni Soviet membelot ke Blok Sekutu karena Jerman menyerang Uni Soviet dalam Operasi Barbarossa). Sementara Blok Sekutu beranggotakan negara InggrisPerancisAmerika Serikat, Australia, Kanada, Polandia dan Uni Soviet (yang baru bergabung dengan Blok Sekutu pada tahun 1941). Perang ini berlatar tempat di 3 benua, yaitu benua Eropa, Asia dan Afrika namun peperangan lebih terpusat di medan Eropa yang didominasi kekuatan Nazi Jerman dan Inggris.
Peta dengan Negara-negara yang berpartisipasi dalam Perang Dunia II:
  • Hijau Gelap: Blok Sekutu sebelum penyerangan Jepang terhadap Pearl Harbour.
  • Hijau Terang: Blok Sekutu yang ikut berpartisipasi dalam perang setelah penyerangan Pearl Harbour.
  • Biru: Negara Axis (Blok Sentral) dengan sekutu-sekutunya.
  • Abu-abu: Negara netral selama Perang Dunia II.
    • Titik hijau gelap adalah negara-negara yang netral tapi dianeksasi oleh Uni Soviet selama perang.
    • Titik hijau terang adalah negara-negara yang selama berlangsungnya perang pindah haluan dari Blok Sentral (Axis) ke Blok Sekutu.
    • Titik biru adalah negara-negara yang setelah dikuasai Axis, menjadi negara boneka mereka (Vichy Perancis dan beberapa koloni Perancis, Kroasia).
Di awal-awal perang, antara tahun 1939 sampai tahun 1944, Blok Axis yang dipimpin Nazi Jerman mengalami kemenangan yang gilang gemilang; ini semua berkat strategi perang Blitzkrieg yang dipelopori oleh sang Jenderal jenius, Heinz Guderian. Dimulai dari mangsa pertamanya, yaitu Polandia yang berhasil ditaklukan hanya dalam waktu 17 hari pada September 1939.
Lalu tahun puncak kehebatan Hitler adalah tahun 1940. Bulan April, Angkatan Bersenjatanya, Wehrmacht, melabrak Denmark (yang langsung menyerah tanpa perang) dan Norwegia. Bulan Mei, dia menerjang negeri Belanda, Belgia, dan Luxemburg. Bulan Juni, Prancis tekuk lutut. Tetapi pada tahun itu pula Inggris bertahan mati-matian terhadap serangan udara Jerman; terkenal dengan julukan “Battle of Britain” dan Hitler tak pernah sanggup menginjakkan kaki di bumi Inggris. Karena ada beberapa faktor selain faktor militer, yaitu:
Hitler memang dari awal tidak ingin menginvasi Inggris, karena dia beranggapan bahwa Inggris masih satu ras dengan Jerman. Dan ajakan untuk berdamai pun tidak diterima oleh Inggrismereka lebih memilih berperang dibanding berdamai dengan Jerman. Ini karena satu tradisi yang sudah dipegang lama oleh keluarga Kerajaan Inggris, yaitu mereka tidak akan membiarkan satu pun bangsa Eropa menguasai seluruh daratan Eropa. Maka tidak ada pilihan bagi Jerman selain meladeni keinginan Inggris untuk beradu kekuatan dengannya.
Lalu di bulan April 1941, pasukan Jerman menaklukkan Yunani dan Yugoslavia. Dan di bulan Juni tahun itu pula Hitler merobek-robek “Perjanjian tidak saling menyerang” dengan Uni Soviet dan membuka penyerbuan, yang dikenal sebagai "Operasi Barbarossa". Wehrmacht dapat menduduki bagian yang amat luas wilayah Rusia tetapi tak mampu melumpuhkannya secara total sebelum musim dingin. Meski sedang bertempur melawan Inggris dan Rusia, tak tanggung-tanggung Hitler mengumumkan perang dengan Amerika Serikat di bulan Desember 1941 dan beberapa hari kemudian Jepang menyerang Amerika Serikat, mengobrak-abrik pangkalan Angkatan Lautnya di Pearl Harbor. Di pertengahan tahun 1942, Jerman sudah menguasai bagian terbesar wilayah Eropa yang tak pernah sanggup dilakukan oleh siapapun dalam sejarah. Dengan tambahan, dia telah menguasai Afrika Utara.
Titik balik peperangan terjadi pada parohan kedua tahun 1942 tatkala Jerman dikalahkan dalam pertempuran rumit di El-Alamein di Mesir dan Stalingrad di Rusia; disusul dengan pendaratan pasukan Amerika dan Inggris di pantai Omaha, Perancis pada 6 Juni 1944 (peristiwa ini dikenal sebagai D-Day atau Operation Overlord). Sesudah kemunduran ini, nasib baik yang tadinya memayungi tentara Jerman angsur-berangsur secara tetap meninggalkannya. Tetapi, kendati kekalahan Jerman tampaknya tak terelakkan lagi, Hitler menolak menyerah. Bukannya dia semakin takut, malahan meneruskan peperangan selama lebih dari dua tahun sesudah Stalingrad. Ujung cerita yang pahit terjadi pada musim semi tahun 1945. Hitler "dikabarkan" bunuh diri di Berlin tanggal 30 April, sebelumnya Hitler telah memberi mandat kepada Laksamana Karl Dƶnitz untuk menggantikan posisinya dan tujuh hari sesudah itu Jerman mengumumkan penyerahan diri tanpa syarat kepada Sekutu.

Kronologi Menangnya Partai Nazi ke Puncak Kekuasaan

                                                Hitler sedang berkampanye keliling kota

                                                Hitler dalam pertemuan besar partainya

                     Pertemuan akbar partainya yang dihadiri ratusan ribu orang di NĆ¼rnberg

                                         Pawai Partai Nazi di MĆ¼nchen pada tahun 1932

                                     Hitler dengan Presiden Jerman, Paul von Hindenburg

   Hitler dalam suatu acara. Kemungkinan pelantikan Hitler sebagai Kanselir Jerman yang baru

Meninggalnya Presiden Paul von Hindenburg pada tahun 1934 menjadi jalan bagi Hitler untuk merebut kekuasaan absolut sebagai pemimpin Jerman. Tak lama, Hitler menggabungkan jabatan Kanselir dengan Presiden dan menjadikan dirinya sebagai diktator Jerman.

Gleichshaltung (dalam bahasa Indonesia: Koordinasi) adalah proses konsolidasi kekuasaan di Jerman yang dilaksanakan oleh Hitler. Melalui proses ini, Hitler berhasil mengubah sisterm pemerintahan Republik Weimar yang demokratis menjadi sebuah sistem pemerintahan yang totaliter dengan dirinya sebagai FĆ¼hrer.

Adapun proses Gleichshaltung adalah sebagai berikut:

30 Januari 1933: Hitler dilantik menjadi Kanselir Jerman oleh Presiden Jerman, Paul von Hindenburg. Ia memegang jabatan ini dengan didukung koalisi partai-partai sayap kanan, termasuk partai Nazi yang dipimpinnya. Target pertama Hitler adalah memperbesar jumlah kursi Partai Nazi di Reichstag (DPR Jerman) sebagai prasyarat untuk menjalankan program-programnya. Oleh karena itu, ia meminta Presiden Paul von Hindenburg untuk membubarkan Reichstag dan mengadakan pemilu. pemilu dijadwalkan akan dilaksanakan pada tanggal 5 Maret 1933.


27 Februari 1933: Gedung Reichstag terbakar habis. Tersangka yang ditemukan di tempat kejadian adalah seorang Komunis bernama Marinus van der Lubbe.



28 Februari 1933: Hitler berkonsultasi dengan Paul von Hindenburg dan mengatakan bahwa bahaya Komunis sedang mengancam negara. Dengan dorongan dari Hitler, Hindenburg mengeluarkan sebuah Keputusan Presiden mengenai Perlindungan Rakyat dan Negara. Melalui Keppres ini, kebebasan-kebebasan (seperti kebebasan berkumpul, kebebasan mengeluarkan pendapat, kebebasan pers dsb.) yang dijamin Undang Undang Dasar Jerman untuk 'sementara' tidak diberlakukan. Sementara itu, 4000 orang Komunis ditangkap dan media cetak Komunis dilarang terbit.



5 Maret 1933: Pemilu dilaksanakan. Komposisi Reichstag adalah sebagai berikut:

- Partai Nazi: 288 kursi

- Partai Rakyat Nasional Jerman (DNVP): 52 kursi

- Partai Rakyat Jerman (DVP): 2 kursi

- Partai Tengah (Zentrum): 74 kursi

- Partai Demokrasi Jerman (DVP): 5 kursi
- Partai Sosial Demokrat (SPD): 120 kursi
- Partai Komunis Jerman (KPD): 81 kursi



24 Maret 1933: Reichstag menyetujui Undang-Undang tentang Pemusnahan Keadaan Bahaya Rakyat dan Negara. Dalam Undang-Undang ini, pemerintahan Hitler diberikan wewenang mengeluarkan UU tanpa persetujuan Reichstag.



31 Maret 1933: Pemerintahan-pemerintahan negara bagian Jerman diberi wewenang yang sama dengan Pemerintahan Pusat.



April 1933: Orang Yahudi dilarang menjadi Pegawai Negeri.



26 April 1933: Gestapo (polisi rahasia) dibentuk.



2 Mei 1933: Semua Serikat Pekerja dilarang kecuali Front Pekerja Jerman yang dikendalikan Pemerintah.



Juni 1933: Hitler membentuk Kementerian Penerangan Masyarakat dan Propaganda. Joseph Goebbles dilantik menjadi Menteri Penerangan Masyarakat dan Propaganda.



Juni-Juli 1933: Semua Partai kecuali Partai Nazi dilarang.



November 1933: Hitler mengadakan Pemilu. Partai Nazi mendapatkan semua kursi di Reichstag.



Februari 1934: Reichstag-Reichstag Negara Bagian dibubarkan. Di pusat, Senat Jerman dibubarkan.



April 1934: Hitler bertemu dengan perwira-perwira tinggi Angkatan Bersenjata Jerman. Para perwira khawatir dengan SA (Sturmabteilung), organisasi paramiliter Partai Nazi yang berambisi menggantikan Angkatan Bersenjata Jerman. Hitler berjanji akan menangani SA, dengan syarat para perwira tinggi Angkatan Bersenjata harus mendukung pemerintahannya.



30 Juni 1934: Pejabat-pejabat SA dibunuh. Peristiwa ini dikenal sebagai Nacht der langen Messer (Night of the long knives).



2 Agustus 1934: Presiden Jerman, Paul von Hindenburg meninggal dalam usia 87 tahun. Jabatan Presiden dan Kanselir digabung menjadi FĆ¼hrer Jerman.

Perjanjian Versailles

Perjanjian Versailles pada tahun 1919 adalah suatu perjanjian damai yang secara resmi mengakhiri Perang Dunia I antara pasukan Sekutu dan Jerman. Setelah enam bulan negosiasi melalui Konferensi Perdamaian Paris, perjanjian yang banyak merugikan Jerman ini akhirnya ditandatangani pada bulan November 1918 di Hutan CompiĆØgne, Prancis. Perjanjian dilakukan di dalam sebuah gerbong kereta api Le Francport-Compiegne. Pada Perang Dunia II, perjanjian damai antara Prancis dan Jeman dilakukan di dalam gerbong kereta api ini juga untuk membalas dendam dan mempermalukan Prancis.

Salah satu hal paling penting yang dihasilkan oleh perjanjian ini adalah bahwa Jerman menerima tanggung jawab penuh sebagai penyebab peperangan dan, melalui aturan dari pasal 231-247, harus melakukan perbaikan-perbaikan pada negara-negara tertentu yang tergabung dalam Sekutu. Negosiasi di antara negara-negara sekutu dimulai pada 7 Mei 1919. Aturan yang diterapkan terhadap Jerman pada perjanjian tersebut antara lain adalah penyerahan sebagian wilayah Jerman kepada beberapa negara tetangganya, pelepasan koloni seberang lautan dan Afrika milik Jerman, serta pembatasan pasukan militer Jerman yang diharapkan dapat menghambat Jerman untuk kembali memulai perang. Karena Jerman tidak diizinkan untuk mengambil bagian dalam negosiasi, pemerintah Jerman mengirimkan protes terhadap hal yang dianggap mereka sebagai sesuatu yang tidak adil, dan selanjutnya menarik diri dari perundingan. Belakangan, menteri luar negeri baru Jerman, Hermann MĆ¼ller, setuju untuk menandatangani perjanjian pada 28 Juni 1919. Perjanjian ini sendiri diratifikasi oleh Liga Bangsa-Bangsa pada tanggal 10 Januari 1920.

Di Jerman, perjanjian ini menimbulkan keterkejutan dan rasa sangat malu yang berperan terhadap runtuhnya Republik Weimar pada 1933, terutama karena banyak orang Jerman tidak percaya bahwa mereka harus menerima tanggung jawab penuh sebagai pemicu perang. “Empat Besar” (Big Four) yang melakukan negosiasi perjanjian ini adalah Perdana Menteri David Lloyd George dari Britania Raya, Perdana Menteri Georges Clemenceau dari Perancis, Vittorio Orlando dari Italia, dan Presiden Woodrow Wilson dari Amerika Serikat. Jerman tidak diundang ke Perancis untuk mendiskusikan perjanjian. Di Versailles saat itu, sulit untuk mencapai kesepakatan bersama karena tujuan mereka saling konflik satu sama lain. Hasil perundingan disebut-sebut sebagai suatu kompromi yang tidak disukai oleh pihak manapun.

Wilayah 

Berikut adalah daerah-daerah Jerman yang hilang akibat Perjanjian Versailles:
  1. Alsace-Lorraine, dikembalikan kepada Perancis tanpa jajak pendapat mulai tanggal gencatan senjata 11 November 1918. (area 14 522 km², penduduk 1.815.000 jiwa (1905)).
  2. Schleswig Utara termasuk kota-kota yang mayoritas penduduknya adalah Jerman yaitu Tondern (TĆønder), Apenrade, Sonderburg, Hadersleben, dan LĆ¼gum di Schleswig-Holstein, setelah Jajak Pendapat Schleswig, kepada Denmark (area 3 984 km², penduduk 163.600 jiwa (1920)).
  3. Provinsi Prusia Posen dan Prusia Barat, yang dicaplok oleh Prusia pada Pembagian Polandia (1772-1795), dikembalikan kepada Polandia. Wilayah ini telah dibebaskan oleh penduduk Polandia lokal pada Pemberontakan Wielkopolska antara tahun 1918-1919 (area 53 800 km², penduduk 4.224.000 jiwa (1931)).
  4. Prusia Barat diberikan kepada Polandia supaya Negara ini memiliki akses bebas ke lautan tanpa harus membayar pajak kepada Jerman, termasuk minoritas Jerman yang cukup besar dan dengan ini menciptakan Koridor Polandia.
  5. Wilayah Hlučƭnsko Hulczyn di Silesia Hulu diberikan kepada Cekoslovakia (area 316 atau 333 km², dengan penduduk 49.000 jiwa),
  6. Bagian timur Silesia Hulu, kepada Polandia (area 3 214 km², dengan penduduk 965.000 jiwa), meski 60% pada jajak pendapat memilih untuk tetap bergabung dengan Jerman
  7. Kota-kota Jerman Eupen dan Malmedy kepada Belgia
  8. Wilayah Soldau di Prusia Timur (stasiun kereta api rute Warsawa-Gdańsk) kepada Polandia (area 492 km²),
  9. Bagian utara Prusia sebagai Memelland di bawah pengawasan Perancis, kemudian diserahkan kepada Lithuania tanpa jajak pendapat.
  10. Dari bagian timur Prusia Barat dan bagian selatan Prusia Timur (Warmia dan Masuria), sebuah daerah kecil kepada Polandia,
  11. Provinsi Saarland diawasi Liga Bangsa-Bangsa selama 15 tahun. Lalu setelah periode ini diadakan jajak pendapat apakah penduduk menginginkan bergabung dengan Perancis atau Jerman. Pada masa ini, produk batubara diberikan kepada Perancis.
  12. Pelabuhan Danzig (sekarang Gdańsk, Polandia) dengan wilayah muara sungai Wisla pada Laut Baltik dijadikan Freie Stadt Danzig (Kota Bebas Danzig) di bawah pengawasan Liga Bangsa-Bangsa. (wilayah 1 893 km², dengan penduduk 408.000 jiwa (1929)).
Angkatan Bersenjata

Angkatan Darat Jerman dibatasi menjadi 100.000 jiwa dan tidak diperbolehkan memiliki tank atau artileri berat dan tidak boleh ada Staff Jenderal Jerman. Angkatan Laut Jerman anggotanya dibatasi menjadi 15.000 dan tidak diperbolehkan memiliki kapal selam, sementara itu armadanya hanya diperbolehkan memiliki enam kapal perang. Jerman juga tidak diperbolehkan memiliki Angkatan Udara (Luftwaffe). Akhirnya, Jerman diwajibkan untuk membatasi masa bakti serdadunya menjadi 12 tahun dan semua opsirnya menjadi 25 tahun, sehingga hanya sejumlah terbatas saja yang menerima latihan militer.



Selain kehilangan banyak wilayah dan pembatasan kekuatan militer, Jerman juga wajib membayar sejumlah kerugian perang yang sangat besar kepada Prancis. Kerap kali tentara Prancis datang ke Jerman untuk menagih hutangnya dan melecehkan warga Jerman. Ini sangat menyakiti hati dan membuat geram warga Jerman. Ekonomi Jerman lumpuh, mata uang Deutsch Mark menjadi sangat tidak berharga, tumbuh suburnya Komunisme di Jerman dan berbagai masalah menjadikan rakyat Jerman tidak puas dengan pemerintahannya. Ditinjau dari isi perjanjiannya, jelas perjanjian ini sangat merugikan dan memeras Jerman. Perjanjian inilah yang menjadi salah satu pemicu Jerman untuk membalas dendam dan mengembalikan harga dirinya, dengan cara Perang Dunia II.

Perang Dunia I


Perang Dunia I atau Perang Dunia Pertama adalah perang yang berlangsung selama 4 tahun, dari tahun 1914 sampai tahun 1918. Perang ini mengambil tempat di daratan Eropa. Lebih dari 40 juta orang tewas dalam perang ini, termasuk 20 juta militer dan sipil. Penyebab dari pecahnya Perang Dunia I sendiri adalah dibunuhnya putra mahkota Austria, Franz Ferdinand oleh organisasi teroris Black Hand yang dipimpin oleh Gavrillo Princip di Sarajevo. Perang ini adalah perang pertama yang menggunakan senjata kimia, bom udara terhadap warga sipil, dan banyak pembunuhan massal berskala besar. Empat dinasti yaitu HabsburgRomanovOttoman danHohenzollern, yang mempunyai akar kekuasaan hingga zaman Perang Salib, seluruhnya runtuh setelah perang.
Franz Ferdinand
Perang Dunia I menjadi saat pecahnya orde dunia lama, menandai berakhirnya monarki absolutisme di Eropa. Ia juga menjadi pemicu Revolusi Rusia, yang akan menginspirasi revolusi lainnya di negara lainnya seperti Tiongkok dan Kuba, dan akan menjadi basis bagi Perang Dingin antara Uni Soviet dan Amerika Serikat. Kekalahan Jerman dalam perang ini dan kegagalan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang masih menggantung yang telah menjadi sebab terjadinya Perang Dunia I akan menjadi dasar kebangkitan Nazi, dan dengan itu pecahnya Perang Dunia II pada 1939. Ia juga menjadi dasar bagi peperangan bentuk baru yang sangat bergantung kepada teknologi, dan akan melibatkan non-militer dalam perang seperti yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Negara-negara yang terlibat dalam Perang Dunia I ini adalah Austria-Hungaria, Jerman, Kekaisaran Ottoman Turki dan Bulgaria yang tergabung dalam Blok Sentral. Sementara negara-negara yang termasuk dalam Blok Sekutu adalah Russia, Inggris, Prancis, Italia, Kanada dan Amerika Serikat. Perang ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, terutama aspek politik di Eropa seperti pecahnya Revolusi Bolsheviks (komunis) Rusia, runtuhnya sistem pemerintahan monarki di Eropa dan berdirinya Partai Nazi sebagai reaksi penentangan terhadap Revolusi Bolsheviks. Akhirnya perang ini diakhiri dengan kekalahan Blok Sentral dan Jerman harus menandatangani Perjanjian Versailles dengan Prancis yang sangat merugikan dan menghina Jerman. Suatu hari, Perjanjian ini akan menjadi bumerang terhadap Prancis.
Tentara Inggris dalam Perang Dunia I
Jadi bisa disimpulkan, penyebab pecahnya Perang Dunia I adalah dibunuhnya putra mahkota Austria, Franz Ferdinand oleh kelompok teroris di Sarajevo. Perang ini melibatkan dua blok, yaitu Blok Sentral yang beranggotakan Jerman, Austria dan sekutunya melawan Blok Sekutu yang beranggotakan  Inggris, Prancis dan sekutunya. Perang ini berakhir dengan pernyataan menyerah Jerman. Perlu diketahui, Jerman kalah dalam perang ini bukan karena kalah secara kekuatan fisik dan militer melainkan pernyataan kalah Jerman yang dikeluarkan oleh pemerintahan Jerman secara tiba-tiba. Tentu hal ini sangat membuat geram dan malu warga Jerman serta tentaranya yang masih berada di dalam wilayah Prancis. Belakangan diketahui bahwa ini merupakan konspirasi antara kaum Yahudi dengan kelompok Komunis. Hal ini kemudian menimbulkan sikap Anti-Semit (yaitu sikap anti-Yahudi) dan anti-Komunis di kalangan masyarakat Jerman yang kemudian menyebabkan munculnya Nazi di Jerman.

Anggapan Keliru Mengenai Nazi Jerman

Nazi Jerman adalah sebuah negara dengan partai tunggal yang terkenal totaliter dengan Adolf Hitler sebagai pemimpinnya. Sebuah nama yang menuai banyak kutukan dan hinaan, tapi juga mampu membangkitkan decak kagum yang lainnya. Cerita-cerita tentang Nazi Jerman memang bisa dibilang sangat banyak, tapi sebenarnya ada beberapa cerita keliru mengenai Nazi Jerman ini yang terjadi akibat misinformasi, yaitu antara lain :

1. Swastika adalah Nazi, Nazi adalah Swastika

Ini mungkin salah satu dari sekian kekeliruan yang kerap terjadi. Nazi Jerman memang berlambang swastika, tapi swastika tidak serta-merta hanya dimiliki oleh Nazi Jerman. Swastika sendiri diperkirakan telah ada sejak ribuan tahun yang lalu, pertama kali diperkenalkan di India dalam penyebaran agama Hindu — dan kemudian Buddha — di Asia sekitar tahun 3000 SM. Kemudian swastika mulai memasuki Eropa sekitar tahun 400-350 SM dan mulai dikenali sebagai simbol keagamaan maupun animisme-dinamisme sebelum agama Kristen mendatangi kawasan Eropa.

Setelah agama Kristen menjadi agama mayoritas di Eropa, keberadaan swastika perlahan-lahan memudar hingga hilang sepenuhnya, sebelum dia kembali muncul lagi pada abad ke-19. Puncaknya, lambang swastika ini diadopsi oleh Adolf Hitler sebagai lambang Partai Nazi dan sejak itu menimbulkan stigma di kalangan dunia. Istilah yang digunakannya kala itu adalah Hakenkreuz, yang berarti “salib berkait”, searti dengan istilah yang digunakan Jepang dengan sebutannya yaitu “Kagi juuji”.

Mengenai alasan Hitler sendiri mengapa ia memilih swastika sebagai lambangnya adalah karena ia melihat swastika sebagai simbolisasi keberhasilan ras Arya (mengingat ras Arya pertama kali datangnya dari India), dan juga lambang kreatifitas serta anti-Semitik — seperti yang sudah dijelaskan Hitler dalam bukunya yang berjudul Mein Kampf. Swastika dalam partai Nazi juga dikenali sebagai simbol yang membuat dan menjalani kehidupan (das Symbol des schaffenden, wirkenden Lebens), serta pelambangan ras Jermanisme (Rasseabzeichen des Germanentums).

Swastika yang dipakai sebagai lambang Nazi Jerman
2. Naziisme adalah Komunisme

Ini salah satu salah paham yang sering terjadi di masyarakat, terutama dalam masyarakat Indonesia. Mungkin gara-gara kemiripan Naziisme yang bersifat totalitarian, juga ketakutan masyarakat Indonesia terhadap Komunisme hingga sekarang, sampai akhirnya muncul anggapan begini. Saya tegaskan dengan sangat, Naziisme itu sama sekali bukan Komunisme.

Dilihat dari latar belakangnya, Adolf Hitler justru membenci Komunisme (dan Yahudi) karena menganggap mereka sebagai pengkhianat bangsa Jerman dan penyebab kekalahan Jerman dalam Perang Dunia I karena adanya konspirasi antara mereka dengan yang lain.

Dari ideologi dasarnya sendiri pun sebenarnya dapat dilihat perbedaan yang sangat jelas. Naziisme adalah ideologi politik sayap kanan atau right wing, bentuk konservatif yang mendasar pada keseragaman. Sementara Komunisme adalah ideologi politik sayap kiri atau left wing, bentuk radikalis yang lebih cenderung ke perseteruan dan konflik. Meskipun Hitler memulai pendirian partai Nazi sebagai pemegang kekuasaan dengan percobaan kudeta (yang kurang berhasil), hal itu tidak serta merta membuatnya sebagai partai Komunis. Hitler dalam Mein Kampf menyatakan dengan jelas bahwa Naziisme adalah anti-Komunisme.
3. Keseluruhan Jerman Nazi adalah Sekumpulan Maniak Sadis

Mendengar kata “Nazi Jerman” mungkin identik dengan 3 kata: fasis, sadis, dan rasis. Dan yang paling sering didengungkan adalah sadis. Padahal tidak sepenuhnya seluruh anggota Nazi Jerman begitu. Serdadu-serdadu Nazi Jerman juga masih manusia; mereka pada dasarnya juga masih menyukai kehidupan harmonis bersama. Saya rasa, ini masih merupakan generalisasi yang terlalu cepat untuk menganggap keseluruhan Nazi sebagai noda hitam kelam; mungkin rada mirip dengan menganggap invasi Amerika Serikat ke Irak itu adalah kesalahan seluruh rakyatnya, dan kemudian dengan serta-merta membenci Amerika Serikat secara total dan memberinya label-label buruk yang mengerikan.

Padahal kalau dilihat lebih jauh, banyak tokoh Nazi Jerman yang kurang setuju atas beberapa keputusan yang diambil pejabat kalangan atas semisal Himmler atau Goebbels. Sebut saja yang paling terkenal, Erwin Rommel, yang menurut saya pribadi tindakannya justru lebih strategis dan lebih bijak dibanding pejabat kalangan atas lainnya. Lalu, ada Heinz Guderian, Otto von Stuepnagel, juga Claus von Stauffenberg yang menjadi kunci dalam plot 20 Juli menentang Hitler — meskipun menurut saya mungkin plot itu masih agak terlalu terburu-buru.

Oke, mungkin dalam kemiliterannya sendiri Jerman Nazi memang memiliki The Snipers 10 Commandments yang cukup berbau fanatis. Tapi itu tidak serta merta membuat mereka sebagai setan sadis yang maniak dan haus darah kan? Justru menurut saya, itu bisa menjadi alat picu bagi dorongan moral sang prajurit.
Hitler senang dengan anak-anak
4. Schutzstaffel adalah Unit Tentara Secara Sepenuhnya

Bicara soal peran Schutzstaffel — yang biasa disingkat dengan SS — dan Waffen-SS serta perannya dalam kekuatan militer Jerman, diperlukan pengetahuan mengenai sejarah organisasi ini terlebih dahulu.

SS pertama kali dibentuk pada tahun 1925, ketika Nazi waktu itu masih berupa partai yang bersaing dengan partai lainnya, sebagai unit pengawal pribadi Adolf Hitler yang hanya beranggotakan 8 orang. Seiring dengan menguatnya kekuatan partai Nazi saat itu, maka kuantitas dalam SS ditambah hingga membentuk organisasi dengan skala yang lebih besar. Akhirnya, pada tahun 1933 — ketika Nazi sudah memegang kendali sebagai partai politik tunggal — SS sudah beranggotakan lebih dari 100.000 orang, dan kemudian mulai mencoba menyingkirkan organisasi Sturmabteilung (SA) hasil bentukan Ernst Roehm yang berisi anggota-anggota masyarakat kelas menengah ke bawah, karena SS masih dianggap sebagai organisasi second-class yang berkedudukan dibawah SA.

Tahun 1934, SS berhasil menggantikan SA dengan menyingkirkan mereka dalam suatu insiden yang dikenal dengan nama “Malam Pisau Panjang” atau Night of the Long Knives (dalam operasi militer, dikenal juga dengan nama Operation Hummingbird). Sejak peristiwa ini, pengorganisasian SS mengalami perubahan besar. SS terhitung sebagai deretan eksekutif politik, juga di saat bersamaan bertanggung jawab atas pengurusan kamp-kamp konsentrasi dengan nama Waffen-SS (Schutzstaffel bersenjata). Barulah nantinya, seiring dengan panasnya Perang Dunia II, SS diperhitungkan sebagai organisasi militer yang keberadaannya bisa dibilang mampu mengimbangi — bahkan menyaingi — Wehrmacht, angkatan bersenjata Jerman.

Jadi, bisa disimpulkan bahwa SS tidak langsung muncul sebagai unit militer, namun diawali dengan organisasi kecil yang dibuat untuk kepentingan politik sebagai pengawal pribadi Hitler.
Perwira-perwira Waffen-SS. Yang berseragam hitam dari unit Panzer
5. Nazi Jerman Hanya Beranggotakan Ras Jerman Murni

Mengingat sikap Nazi yang cukup rasis, serta kebanggaan besarnya terhadap ras Arya, mungkin menimbulkan anggapan bahwa di dalam Nazi hanya terdiri atas ras-ras Arya Jerman murni. Tapi pada kenyataannya, terutama dalam struktur militer Nazi Jerman, secara ras dan agama anggotanya cukup bersifat heterogen dan bukannya homogen.

Logikanya ini bisa terjadi karena untuk mewujudkan angkatan bersenjata solid dan kuat yang hanya berisi ras Arya saja dalam keadaan Perang Dunia dirasa cukup sulit. Dari sisi logistik dan kekuatan moral juga mungkin susah untuk diwujudkan. Maka dari itu pada akhirnya, ras-ras selain Arya juga diperbolehkan bergabung dalam angkatan bersenjata Jerman (Wehrmacht), bahkan unit khusus Waffen-SS yang pada awalnya hanya berisi orang-orang tertentu.

Dalam perkembangannya, berbagai negara yang bahu-membahu dengan Jerman sebagai sukarelawan dalam Perang Dunia II juga bisa jadi penyebab timbulnya heterogenitas dalam kekuatan militer Jerman. Sebut saja dari India, Russia, Ukraina, & Bosnia yang mayoritas berisi Muslim.
Divisi Handschar-SS yang beranggotakan prajurit Muslim


6. Propaganda Joseph Goebbels yang Membenarkan Kebohongan



“Sebarkan berita kebohongan secara terus menerus, kemas dengan cara yang terbagus, niscaya ia akan menjadi kebenaran.”


Mungkin ada yang pernah dengar mengenai kutipan yang datang dari Joseph Goebbels, Menteri Propaganda Nazi, yang ini versi Inggrisnya, “If you tell a lie big enough and keep repeating it, people will eventually come to believe it.” Dari sini kesannya Goebbels seperti membenarkan bahwa cara untuk meyakinkan orang itu bisa datang dari kebohongan. Tapi sebenarnya, kutipan itu masih bersifat setengah-setengah. Dalam artian, Goebbels tidak membenarkan cara itu.



Sebenarnya kutipan Goebbels ini justru sedang menyindir Perdana Menteri Inggris, Winston Churchill yang memberikan kebohongan-kebohongan tanpa bukti melalui New York Times mengenai situasi saat itu, dan bukannya justru sedang membicarakan tekniknya dalam berpropaganda. Kalau teknik propaganda itu sendiri ia justru lebih menekankan bagaimana cara persuasif untuk bisa meyakinkan orang apa yang dipropagandakan; the point of a political speech is to persuade people of what we think, right?

Jadi bisa dibilang kalau Goebbels itu sedang menggunakan gaya bicara satir untuk menyindir Churchill, dan praktisi “taktik kebohongan” itu justru sebenarnya Winston Churchill, bukannya Joseph Goebbels.

7. Adolf Hitler adalah Seorang Occult

Sebagian pemimpin Nazi Jerman, terutama Panglima unit SS, Heinrich Himmler, mempunyai keyakinan lebih kepada hal-hal yang berbau gaib dan mistik dibandingkan keyakinan mereka terhadap agama. Hal ini dapat terlihat dalam ekspedisi Himmler mencari tradisi dan kultur ras Arya hingga ke Tibet, pemasangan tradisi-tradisi mistik yang rada aneh, dan lain sebagainya. Singkatnya, sebagian dari Nazi Jerman memang menunjukkan adanya gejala-gejala occultisme di dalamnya — meskipun hal itu memang diakui hanya sebagai aspek minor dan bukan mayor dalam perkembangannya.

Tapi sebenarnya Hitler sendiri tidak terikat dengan berbagai macam ide-ide esoteris semacam itu, yang mana sering disalahperkirakan karena Himmler membentuk organisasi esoteris dengan membawa nama Hitler. Hitler lebih tepat kalau disebut sebagai seorang relijius yang kritis; kurang menyukai Kristen konservatif namun tetap mempercayai Kristus serta tradisi-tradisi keagamaan Kristen Jerman.

Pernah juga suatu ketika Hitler mengaku menaruh kekaguman terhadap tradisi militer Islam kepada arsiteknya, Albert Speer. Jadi Hitler bukan seorang yang percaya kepada hal-hal mistik seperti Himmler, tapi bisa jadi dia cukup menghargai kultur-kultur dan budaya masa lalu — terlihat dengan ketertarikannya pada Holy Roman Empire.

8. Seluruh Anggota Nazi Telah Diadili Dengan Seadil-adilnya Dengan Hukuman Mati Setelah Perang Dunia II


Melalui Nuremberg Trials atau Pengadilan Nuremberg, katanya. Tapi kalau bicara konsep “seadil-adilnya” sebenarnya tidak sepenuhnya tepat. Rata-rata pengadilan yang dilakukan masih berdasarkan pada Siegerjustiz, dimana para pemenang perang-lah (sekutu & Russia) yang menentukan konsep keadilan. Beberapa hal lainnya, seperti pengadilan tidak seimbang bagi para opsir yang hanya menuruti perintah atasan. Namun, bicara masalah keadilan ini memang masih multi-tafsir. Jadi, saya tidak akan membahasnya secara lebih spesifik lagi.



Mari beralih ke poin yang diusung sebagai kata keterangan dalam pendapat diatas, yaitu, “dengan hukuman mati”. Sebenarnya, hal ini tidak sepenuhnya tepat. Sebagian opsir Nazi yang berhasil tertangkap dan akan diproses dalam Pengadilan Nuremberg justru mengakhiri hidupnya sendiri dengan racun sianida. Contohnya yang paling mudah adalah Heinrich Himmler; terkenal dengan kutipan terakhirnya yang berbunyi, “Ich bin Himmler!”

Dan juga tidak semuanya dengan serta-merta diproses ke hukuman mati. Beberapa anggota Nazi yang beruntung mendapat pengadilan yang adil, diberikan kompensasi dalam Pengadilan Nuremberg dan tidak perlu melanjutkan hidupnya dalam derita penjara yang menyedihkan maupun diakhiri nyawanya di lapangan eksekusi. Mereka dapat menikmati indahnya hidup dalam sisa umur mereka. Misalnya saja Kurt Waldheim, mantan serdadu Wehrmacht, yang di kemudian hari sempat menjadi diplomat Austria dan Sekjen PBB — meskipun memang menuai banyak kritik.


Selain itu, mengacu pada nasib para mantan anggota Nazi setelah Perang Dunia II, ada beberapa dari mereka yang mampu melarikan diri. Salah satu faktor penyebabnya bisa jadi karena ODESSA, organisasi bentukan Otto Skorzeny, mantan petinggi Waffen-SS yang sempat jadi agen Mossad, yang membantu para mantan anggota Nazi Jerman untuk melanjutkan hidup mereka — entah berusaha kabur dari kejahatan perang atau untuk menghindari prasangka buruk dari dunia internasional padahal mereka tidak bersalah. Meskipun begitu, sebenarnya ratlines (istilah yang merujuk ke jalur kabur para anggota negara fasis di PD II) yang digunakan para mantan anggota Nazi ini justru kebanyakan bukan dibentuk oleh ODESSA, melainkan atas bantuan dari pemerintah negara-negara tertentu dan institusi internasional.



Jadi, dengan ini bisa disimpulkan bahwa ga semua anggota Nazi dihukum mati setelah Perang Dunia II, namun ada yang bunuh diri dan masih hidup — entah dengan jalan legal maupun ilegal. Pengadilan Nuremberg, ODESSA, Amerika Serikat, Timur Tengah, Otto Skorzeny, dan Mossad hanya sebagian dari yang menentukan nasib para mantan anggota Nazi setelah perang.



Nah, itulah sedikit dari anggapan-anggapan keliru yang bisa menimbulkan stigma bagi Nazi Jerman dan segala komponen-komponen semisal anggota dan identitasnya sendiri yang sering berkembang di masyarakat — terlepas itu merupakan rumor yang disebarkan oleh negara pemenang perang, penelitian yang kurang akurat, atau misinformasi.

Komentar

Postingan Populer